Tradisi Kupatan Membuat Omzet Pedagang Ayam di Blitar Naik 3 Kali Lipat

Tradisi Kupatan membuat omzet pedagang ayam di Blitar naik drastis

RadarBlitar.com – Warga Blitar masih memegang teguh tradisi kupatan, yang mana membuat penjualan daging ayam di Blitar melonjak drastis hingga tiga kali lipat. Meskipun harganya masih tinggi, warga tetap berbondong-bondong membeli ayam sebagai lauk utama untuk kupatan.

Biasanya, mayoritas masyarakat Jawa termasuk Blitar, merayakan tradisi kupatan pada H+7 Lebaran. Menu ketupat berupa sayur lodeh tempe tahu dan kacang lentho. Serta masakan ayam lodho sebagai pelengkap.

Adanya tradisi ini, memiliki pengaruh yang besar terhadap penjualan daging ayam di pasar-pasar tradisional Kota Blitar. Nyoto, pedagang ayam di Pasar Templek menuturkan bahwa pada hari biasa, dia bisa menjual 60 kg daging ayam broiler. Namun, sejak akhir pekan lalu, penjualan ayamnya naik hingga 180 kg per harinya.

Dia kembali menjelaskan, kenaikan tersebut terjadi karena banyak pembeli yang mengadakan kupatan. Biasanya, para pembeli hanya membeli ayam 1 kilogram, namun sejak hari Sabtu lalu banyak yang beli sampai 3 – 5 kilogram.

Ungkapan yang sama dituturkan oleh Zainal, pedagang di Pasar Legi. Dia mengatakan ada kenaikan hingga tiga kali lipat akibat tradisi kupatan tersebut. Walaupun harga daging ayam broiler menyentuh angka Rp 42.000 sejak akhir pekan lalu, namun para pembeli tetap membeli dalam jumlah banyak.

Zainal menambahkan, hal ini karena tradisi kupatan tidak bisa lepas dari masakan ayam lodho yang sudah menjadi ikon pada tradisi ini. Warga Sananwetan, Kota Blitar, Yayuk pun mengakui bahwa daging ayam yang menjadi bahan utama ayam lodho atau opor ayam paling pas dengan ketupat dan sayur lodeh tempe tahu kacang lentho.

“Wes gandengane (sudah pasangannya) ketupat sama ayam lodho. Meski harganya mahal, tetap dibeli agar lebarannya bisa dipungkasi dengan berbagi makanan ke tetangga dan kerabat dekat.” begitu ucapnya.

Kesimpulan

Efek adanya tradisi kupatan yang masih dipegang teguh oleh warga Blitar, membuat omzet para pedagang ayam melonjak drastis hingga tiga kali lipat. Harga ayam broiler memang masih terhitung mahal. Namun, para pembeli tetap membeli ayam dalam jumlah banyak.

Itu karena, ketupat dan sayur lodeh tempe tahu lentho paling pas rasanya jika bersanding dengan menu ayam lodho atau opor ayam. Di daerah kalian masih ada tradisi ini tidak?

Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *