Penyakit Patek Menyerang Seribu Hektar Lebih Tanaman Cabai di Blitar

penyakit patek menyerang tanaman cabai di Blitar

RadarBlitar.com – Setelah heboh serangan Penyakit Kuku dan Mulut pada hewan ternak di kalangan peternak beberapa hari lalu. Kini, dunia pertanian juga terserang penyakit. Terdapat seribu hektar lebih tanaman cabai rawit milik masyarakat di Kabupaten kembali memperoleh serangan penyakit Antraknosa.

Penyakit dengan nama lain Patek ini bisa menyebabkan tanaman cabai membusuk. Lina Indrayanti selaku Kasi Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar mengatakan bahwa memang benar jika para petani di Kabupaten Blitar sedang mengeluh terkait adanya gangguan pada tanaman cabai. Gangguan tersebut seperti serangan Penyakit Patek maupun Layu Fusarium.

Laporan Terkait Penyakit Patek di Beberapa Daerah

Terdapat beberapa laporan dari daerah pusat penghasil cabai di Blitar selatan. Misalnya, daerah Kecamatan Wates yang mengatakan bahwa dari luas tanam cabai rawit yang mencapai kurang lebih 1.613 hektar, terdapat 825 hektar yang terserang Penyakit Patek tersebut.

Kemudian dari daerah lain, Kecamatan Panggungrejo juga melaporkan bahwa dari luas tanam cabai yang mencapai sekitar 2.991 hektar, ada kurang lebih 310 hektar yang sudah terjangkit penyakit Antraknosa atau Patek ini.

Lina Indrayanti menjelaskan bahwa serangan penyakit Patek atau Antraknosa terhadap tanaman cabai bisa menyebabkan kebusukan massal. Buah yang busuk dapat mendorong kerugian dengan nilai yang tidak sedikit pada para petani cabai.

Bahkan, serangan penyakit secara besar-besaran ini bisa memicu kegagalan panen akibat banyaknya buah cabai yang rusak. Menurut Lina Indrayanti sendiri, kejadian ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah curah hujan yang tinggi.

Salah satu petani cabai yang merupakan warga asal Binangun Blitar bernama Nonot Suyatno mengaku melakukan beberapa siasat untuk mengatasi keadaan ini. Beliau dan para petani cabai lainnya terus berusaha melakukan aktivitas pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman atau OPT untuk menekan biaya kerugian.

Akan tetapi, beliau mengatakan bahwa sebagian besar petani mengaku selama Hari Raya Idul Fitri mereka sangat jarang ke sawah. Tindakan pencegahan yang kurang maksimal inilah yang mengakibatkan serangan penyakit Patek menjadi bertambah luas.

Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *