Meramal Masa Depan Usaha Ayam Ras Petelur di Blitar


 

Harga telur ayam ras yang pada tahun- tahun terakhir cenderung turun membuat sebagian peternak takut dengan masa depan usahanya. Sebab itu pada bulan maret kemarin sebagian peternak Blitar yang terkumpul dalam asosiasi peternak unggas Blitar raya menghadiri gedung pendopo kabupaten buat mengantarkan aspirasinya.

Sebagian konvensi juga terbuat, setelah itu perwakilan dari peternak beserta jajaran dinas di kabupaten berangkat ke Jakarta buat mengantarkan aspirasi tersebut. Sebagian hari sehabis perwakilan warga peternak unggas tiba ke Jakarta, harga telur puyuh memanglah pernah naik. Dari yang asalnya 13. 000/ kilogram jadi 16. 000/ kilogram. Tetapi sayangnya perihal itu tidak berlangsung lama. 2 minggu setelahnya harga turun mncapai 14. 500/ kilogram. Kondisi itu membuat aku tertarik buat mencari karena kondisi harga yang cenderung turun.

Mengapa gerangan harga telur yang dahulu normal di harga 15. 000- 16. 000/ kilogram saat ini jadi turun serta susah terpelihara stabilitasnya. Dari situ aku dapat mengambil sebagian kesimpulan berikut:

1. Korporasi Yang Mulai Turun Gunung
Bila dahulu pabrik- pabrik pakan unggas populer semacam Pockpand, Cargill, Wonokoyo, sierad, Japfa dll cuma menghalangi diri buat masuk di ceruk pakan serta anakan ayam( DOQ), saat ini mereka pula mengambangkan diri dengan membuat cluster peternakan ayam secara mandiri/ kemitraan.

Halaman bisnis. com mengatakan kalau PT. Charoen Phokpand Indonesia apalagi saat ini telah memiliki ayam ras petelur sebanyak 2 juta Ekor. Nah, Bila totalitas pabrik pakan di Jawa Timur yang bersumber pada publikasi dinas peternakan JATIM berjumlah 20 pabrik tiap- tiap kita asumsikan mempunyai rata- rata jumlah ayam ras sebanyak 1 juta, hingga jumlah ayam ras korporasi saja telah berjumlah 10 juta.

Bila jumlah populasi ayam ras petelur di Jawa Timur pada tahun 2016 Berjumlah 43. 791. 025 bersumber pada informasi yang dirilis dari BPS Jatim, hingga berarti sepertiga dari populasi ayam ras di Jawa Timur merupakan kepunyaan korporasi.

Kemudian gimana dengan Blitar???

Bersumber pada informasi yang di luncurkan oleh informasi BPS Jatim Jumlah ayam ras petelur di Blitar pada 2016 sebanyak 14. 973. 000. Itu maksudnya jumlah unggas yang terdapat di Blitar berjumlalah 34. 19% dari total totalitas jumlah populasi ternak yang terdapat di Jatim.

Nah, bila sepertiga dari Jumlah populasi ayam ras di Blitar yang berjumlah 14. 973. 000 merupakan kepunyaan korporasi, hingga berarti jumlah totalitas populasi di Blitar kepunyaan individu/ warga berjumlah 9. 982. 000. Selebihnya yang berjumlah 4. 991. 000 merupakan kepunyaan korporosi.

2. Tren Bayaran Penciptaan yang Terus Naik
Salah satu yang sangat memastikan masa depan usaha merupakan tersediayanya bahan baku penciptaan dengan harga yang pasti normal pula.

Nah, sayangnya pada tahun- tahun belum lama ini trend harga bahan baku yang sangat krusial dari pakan ayam, ialah jagung terus naik. Harga terakhir jagung pada bulan maret 2017 terdapat dikisaran 4500/ kilogram. Bila harga bahan baku ini terus naik, yang tentu disusul dengan menaiknya konsentrat, tentu hendak pengaruhi harga bahan baku penciptaan.

3. Goodwill yang Lemah
bila pemerintah bercita- cita buat meningkatkan kewirausahaan untuk warga telah sepatutnya pemerintah pula mempersiapkan peraturan supaya persaingan yang terjalin tidak liar.

Bayangkan saja, bila tiap produsen pakan tidak dibatasi oleh peraturan serta dibiarkan leluasa bersaing dengan warga, dan dibiarkan memahami uasaha mulai dari hulu hingga hilir, hingga telah tentu warga yang memiliki keterbatasan modal hendak kalah.

Sebab itu kedudukan dan pemerintah dalam usaha peternakan ayam ini begitu berarti, mengingat banyak warga yang menggantungkan usahanya dari peternakan ayam ini. 3 alibi tersebut hendak jadi preseden kurang baik untuk masyarkat Blitar yang jadi produsen serta pemasok terbanyak telur nasional.

Bila kondisi itu dibiarkan terus saja terjalin, telah dapat ditentukan hendak berakibat pada berkurangnya jumlah peternak ayam ras petelur

di Blitar. Dampaknya, hendak terbentuk pengusaha tuna sosial yang tidak cuma tutup usaha, apalagi dengan himpitan hutang yang tidak terkira jumlahnya.

Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *