Kapan korupsi di Indonesia bisa hilang? Mungkin menjadi pertanyaan tentang korupsi yang masih belum bisa dijawab hingga saat ini. Karena KPK masih saja terus melakukan penangkapan kepada pelaku koruptor yang seakan-akan tidak pernah takut akan hukum yang berlaku.
Mengutip artikel VOA Indonesia, hasil survey dari lembaga KedaiKOPI (Kelompok Diskusi & Kajian Opini Publik Indonesia) menunjukkan bahwa generasi muda pesimis bahwa korupsi di Indonesia bisa hilang.
Tercermin dari angka net indeks optimisme terkait isu tersebut yang mencapai minus 17,7 persen. Survey yang dilakukan pada 7 hingga 22 Juli 2022 terhadap 906 orang melalui wawancara telepon ini menunjukkan tingkat optimisme generasi muda Indonesia pada sektor isu korupsi semakin rendah di masa depan. Isu ini menunjukkan angka pesimisme mencapai 29,8 persen, sedangkan optimisme hanya mencapai 12,1 persen.
Melansir dari suarajakarta.co.id Lembaga Survey Indonesia (LSI) juga mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai persepsi publik terhadap korupsi, di mana masyarakat beranggapan korupsi di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2021 angka responden yang menganggap korupsi di Indonesia semakin meningkat naik menjadi 58,3 persen dari keseluruhan responden.
Salah satu penyebab semakin maraknya tindakan korupsi adalah gaya hidup konsumtif, lemahnya pengawasan dari otoritas yang berwenang, serta hukuman bagi para pelaku tindak korupsi yang ringan. Buktinya, saat ini banyak pejabat publik dan keluarganya tidak segan-segan memamerkan kekayaannya yang berlebihan di media sosial.
Jarang sekali menemukan para pejabat yang menunjukkan sikap kesederhanaan. Pelaku korupsi datang dari berbagai level dalam pemerintahan, yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya bisa mendapatkan keuntungan lebih dari hasil korupsi yang mereka lakukan. Mereka tidak memikirkan dampak dan akibat yang terjadi jika mereka melakukan tindak pidana korupsi tersebut. Terpenting hanyalah keuntungan pribadi.
Padahal korupsi memberikan dampak yang luar biasa bagi negara dan rakyatnya, seperti:
- Hilangnya kedaulatan rakyat dan muncul kepemimpinan yang korup
- Hilangnya rasa kepercayaan dari publik terhadap sistem demokrasi
- Menurunnya produktivitas
- Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
Masih banyak lagi dampak yang diakibatkan oleh perilaku serakah para pejabat publik, Namun, apakah korupsi di Indonesia bisa benar-benar hilang atau setidaknya berkurang?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menargetkan tindakan korupsi di Indonesia bisa hilang pada tahun 2045. Target ini dijamin dapat dicapai jika upaya pendidikan dan penerapan prinsip anti korupsi digencarkan.
Menurut KPK mendidik masyarakat dan generasi mudah untuk memiliki nilai integritas yang tinggi saat ini merupakan hal yang sangat penting. Sehingga sikap antikorupsi bisa dan wajib tertanam dalam hati mereka ketika sudah menjadi pemimpin pada tahun 2045 atau 20 tahun yang akan datang.
Pentingnya penerapan pendidikan antikorupsi wajib diberikan sedini mungkin, sehingga bisa menjadi suatu budaya. Pendidikan antikorupsi tidak hanya menyasar pada individu saja, KPK akan mendoktrin lingkungan keluarga agar bisa dengan tegas menolak seluruh praktik haram tersebut.
Karena keluarga merupakan menjadi lingkungan terdekat anak yang dapat terus menerus memberikan nilai antikorupsi kepada mereka. Sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan berintegritas.
Konsep bernama Trisula ini diyakini KPK menjadi strategi yang mujarab untuk menghapus tindakan korupsi. KPK terus menerus berupaya untuk memberantas dan mencegah terjadi korupsi dengan strategi trisula ini. Sebagai salah satu upaya KPK juga membuat satu situs edukasi aclc.kpk.go.id yang memberikan informasi terkait korupsi, prinsip antikorupsi, hingga bagaimana cara menjadi seorang yang berintegritas.
Source:
https://www.metrotvnews.com/read/NOlCYOgG-kpk-targetkan-korupsi-hilang-di-indonesia-pada-2045
https://www.voaindonesia.com/a/generasi-muda-pesimis-korupsi-bisa-hilang-di-indonesia/6697111.html
https://www.kompasiana.com/juliansaputra6226/61bdba2117e4ac68936e9cc8/apakah-korupsi-bisa-hilang-dari-indonesia?page=2&page_images=1