Gunung Pegat Blitar: Tak Hanya Sekadar Mitos Putus Cinta

legenda gunung pegat

RadarBlitar.com – Bagi masyarakat Blitar, Gunung Pegat merupakan gunung terlarang bagi para sepasang kekasih. Boleh percaya atau tidak, terdapat mitos warga sekitar yang sudah terpercaya secara turun menurun sampai saat ini.

Akan tetapi, seiring berkembangnya waktu, mitos tersebut semakin memudar dan Gunung Pegat mulai memperlihatkan pesona alamnya yang sudah lama orang hindari. Bukan sekadar gunung biasa, Gunung Pegat menyimpan segudang cerita sejarah dan pemandangan alam yang menakjubkan.

Gunung Pegat terletak di Desa Kawedusan, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Tidak seperti gunung lainnya, pendakian di Gunung Pegat bisa terselesaikan dalam waktu yang singkat karena bentuknya seperti bukit.

Legenda Gunung Pegat

Gunung ini pernah menjadi tempat yang pantang untuk sepasang kekasih kunjungi. Terdapat sebuah cerita yang masih masyarakat yakini. Nama pegat pun berasal dari bahasa Jawa yang artinya berpisah.

Menurut juru pemeliharaan sejarah sekitar Gunung Pegat, dulu ada tiga tokoh pewayangan yang terkenal bernama Semar, Gareng, dan Petrok yang sedang menjalankan tugas memikul batu yang ada di gunung. Mereka harus menyelesaikan tugas tersebut malam ini dan tidak boleh hingga pagi hari.

Sayangnya, pikulan batu tersebut patah bersamaan dengan ayam berkokok dan mereka belum sampai ke tujuan. Namun, tiba-tiba gunung yang mereka lewati terbelah menjadi dua sehingga mereka terpisah.

Dengan adanya kejadian ini, mereka pun langsung mengucapkan sebuah sumpah yang mengatakan bahwa jika ada pengantin baru yang melewati belahan ini, kehidupan rumah tangganya tidak akan lama.

Bukit Pertapaan Gunung Pegat

Seiring berjalanmya waktu, Gunung Pegat Blitar menjadi salah satu wisata alam yang banyak memiliki penggemar. Perjalanan yang tidak terlalu sulit, pemandangan yang mempesona, dan nuansa pegunungan menjadi sajian indah di Bukit Pertapaan ini.

Area wisata Bukit Pertapaan Gunung Pegat memang memiliki desain yang unik dan kekinian. Kita akan dengan mudah menemukan pernak-pernik ala zaman sekarang. Tempatnya masih sepi, teduh, dan sangat menenangkan.

Destinasi wisata yang satu ini sangat cocok untuk kita yang suka mendaki gunung, hobi bersepeda, atau hanya menikmati pemandangan alam.

Di pertengahan jalan, terdapat sebuah area lapang lengkap dengan gazebo yang luas untuk beristirahat. Banyak spot untuk berfoto di sekitar lereng Gunung Pegat seperti bambu berbentuk perahu, ayunan, dan area penuh pohon yang cocok untuk kita menikmati pesona alam sekitar.

Tenang saja, perjalanan tidak hanya sampai di situ saja. Kita bisa melanjutkan trek dengan melewati jalan setapak berupa tanah padat menanjak yang semakin menyempit ketika mendekati puncak.

Puncak Bukit Pertapaan Gunung Pegat berupa bangunan candi yang sudah tidak utuh dan hanya tersisa pondasinya saja. Tidak jauh dari candi, ada juga bangunan khusus seperti shelter untuk para penggiat spiritual.

Area puncak di Gunung Pegat memang lumayan luas. Bergeser sedikit ke sebelah kiri, terdapat jalan setapak yang akan membawa kita ke area camping ground.

Walaupun namanya bukit perkemahan, tetapi area ini tidak ada tanah yang lapang dan nyaman untuk mendirikan tenda, kecuali area di sekitar shelter yang menghadap ke puncak tadi.

Tidak perlu khawatir, jalur pendakian di Gunung Pegat sudah sangat ramah dan nyaman untuk para wisatawan. Bahkan sekitar jalur sudah ada taman dan tempat duduk untuk sekadar beristirahat atau berfoto.

Apakah kamu tertarik mendaki bersama rekanmu sampai puncak Gunung Pegat Blitar? Jika iya, yuk berkunjung ke Blitar dan nikmati pesona alam Bukit Pertapaan yang satu ini.

Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *