Ketahui Bahaya Darah Rendah pada Ibu Hamil

bahaya darah rendah pada ibu hamil

Darah rendah atau hipotensi pada ibu hamil adalah kondisi di mana tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Meskipun lebih sering terjadi selama trimester pertama dan kedua, kondisi ini harus diperhatikan karena dapat membawa risiko kesehatan bagi ibu dan janin.

Melansir dari laman pafipuncak.org, berikut adalah beberapa bahaya darah rendah pada ibu hamil yang perlu diketahui.

Risiko Pingsan dan Cedera

Salah satu bahaya utama dari tekanan darah rendah pada ibu hamil adalah pingsan. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat mengurangi aliran darah ke otak, menyebabkan pusing dan kehilangan kesadaran.

Jika ibu hamil pingsan di tempat yang berbahaya, seperti saat berjalan atau naik tangga, risiko cedera serius menjadi lebih tinggi.

Menurunnya Aliran Darah ke Janin

Hipotensi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi aliran darah ke plasenta, organ yang mengirimkan oksigen dan nutrisi ke janin.

Aliran darah yang kurang optimal dapat menghambat pertumbuhan janin, meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau bahkan kelahiran prematur.

Gangguan Organ Vital Ibu

Hipotensi juga dapat mengurangi pasokan darah ke organ vital ibu, seperti jantung, otak, dan ginjal. Jika tidak ditangani, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gagal organ. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.

Pengaruh terhadap Kesehatan Mental

Tekanan darah rendah bisa memengaruhi kesejahteraan mental ibu hamil. Gejala seperti kelelahan yang berlebihan, pusing, serta sulit berkonsentrasi dapat membuat ibu merasa lemah dan cemas.

Perasaan ini dapat memperburuk kualitas hidup ibu hamil dan berpotensi menyebabkan stres yang berdampak buruk bagi kehamilan.

Potensi Komplikasi Saat Persalinan

Ibu hamil dengan tekanan darah rendah juga berisiko mengalami komplikasi saat persalinan. Hipotensi bisa menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus selama kontraksi, yang dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk menjalani persalinan normal.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan persalinan dengan bantuan medis, seperti operasi caesar, untuk mengurangi risiko pada ibu dan bayi.

Cara Mencegah dan Mengatasi Darah Rendah pada Ibu Hamil

Untuk mengurangi risiko darah rendah selama kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk:

  • Memenuhi asupan cairan: Dehidrasi adalah penyebab umum hipotensi. Pastikan ibu hamil minum air putih yang cukup setiap hari, terutama saat cuaca panas atau setelah beraktivitas.
  • Makan dalam porsi kecil namun sering: Hindari makan dalam porsi besar sekaligus karena ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
  • Hindari berdiri terlalu lama: Jika ibu hamil harus berdiri dalam waktu lama, usahakan untuk sering-sering beristirahat dan duduk.
  • Posisi tidur yang benar: Ibu hamil sebaiknya tidur miring ke kiri untuk membantu memperlancar aliran darah ke jantung dan janin.
  • Konsultasi dengan dokter: Jika merasa sering pusing atau lemah, segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter mungkin akan memberikan suplemen atau obat yang sesuai untuk membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

Darah rendah pada ibu hamil memang sering dianggap sebagai masalah yang umum, namun tetap harus diawasi. Hipotensi yang tidak ditangani dengan baik dapat membawa dampak negatif, baik bagi kesehatan ibu maupun janin.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter.

Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait obat, suplemen, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengunjungi laman pafipuncak.org sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).

Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *